samedi 11 février 2017

Moi, en tant qu'étudiante de FLE (11) : OSPEK JURUSAN part 7 (indonésien)

[bersambung dari part 6]

Ketika makan cemilan, aku pun packing tas ranselku, dan mengeluarkan apa yang akan kupakai ketika kembali ke UPI. Aku memikirkan suasana rumah, dan apa yang akan kulakukan untuk kedepannya. Aku rindu dimintai kabar... aku homesick... aku tak tahan lagi... J'avais hâte pour que cet événement ait terminé.

Kemudian, kami senam pagi yang dipandu oleh kak Ibay, sarapan pagi dan bermain games. Ketua kelompokku dapat hukuman, yaitu bercerita mengenai kisah cinta di antara kami berdua. La veille, c'était notre deuxième mois-versaire (kami putus di bulan ke-6 karena dia ingin mengurus masalahnya sendiri, mohon jangan salahkan aku yang membiarkan dia mengurus masalahnya, *mendadak flashback ketika KKN aku dinasehati di depan banyak orang alias dihina salah satu anggotaku ketika menceritakan hal tersebut). Baru saja dia ingin menunjukkan bagaimana aku "ditembak", Timdis pun datang dan ingin kami "melunasi" push-up sejak LDKM (jujur, aku nyaris gak bisa napas saat itu...). Ada yang berani, namun di sinilah titik puncak ketakutanku yang membuatku sering mengamuk ketika kuliah (disebabkan pelatihan mental yang merusak punyaku). Aku benar-benar dimarahi hingga air mataku keluar. Namun, ketika kami melakukannya, akhirnya kami di-stop oleh keluarga besar AEDF dan mulai berargumen dengan para panitia dan pembimbing.

Beberapa orang yang tidak ikut MORGAN dan LDKM diminta maju ke depan kami semua. Saat itu, air mataku langsung mengalir deras. Salah satu anggota Timdis pun berdiri di depanku dan berbisik, "GAK USAH NANGIS!", namun air mataku terus mengalir walau aku mengiyakan. Akhirnya aku dibawa ke P3K.

Akhirnya setelah keluar dari P3K, aku mulai memasang blind-fold dan mulai membuat lingkaran. Para anggota Timdis ada yang menangis, tegas, dll. Kami diminta menyanyikan lagu nasional "Syukur", dan setelah membuka blind-fold dan mata, para panitia teriak "SELAMAT DATANG DI AEDF", dan akhirnya Timdis meminta maaf pada kami. Dua orang dari mereka memelukku. Alhamdulillah, kami dinyatakan lulus pengaderan mahasiswa baru. Kami pun langsung upacara, kemudian kami diberi slayer himpunan. Je suis officiellement le membre de l'AEDF.

Tulisanku ini ditulis tangan di buku bleu-blanc-rouge pada tanggal 9 Oktober 2014 karena dirasa masih ada lembaran kosong. Aku mungkin rindu suasana itu, tapi aku paling benci ketika harus sugestiin diriku sehat, dipisahkan ketika bersama orang yang kucintai, serta dipaksa dalam hal apapun. Amanahku ketika berada di Kementrian Pendidikan AEDF mungkin berat, namun semuanya terasa hampa... Tapi tak apa lah, yang penting aku nggak terlalu capek berada di dalamnya. Kerjaku juga mungkin nggak maksimal, tapi tak apa lah. Cukup lebih maksimal di tempat kerja nanti. Aamiin...

Aucun commentaire:

Enregistrer un commentaire