Mendadak saya teringat
pertanyaan ekstrem yang pernah saya tanyakan di forum audiensi di jurusan
tempat saya kuliah...
Saya paham betul
mengenai alasan mengapa penulisan skripsi di jurusan tempat saya kuliah harus
dalam bahasa Indonesia dan bukan dalam bahasa Perancis. Namun hal yang pernah
kutanyakan mengenai penggunaan bahasa Perancis baik secara lisan maupun secara
tertulis, adalah tentang tugas selain skripsi (entah itu paper, makalah [yang
bukan di ranah MKDU, tentunya], presentasi, dll).
Sejujurnya, saya sangat
menyayangkan para mahasiswa yang menginginkan sebuah tugas/presentasi dalam
bahasa Indonesia ketimbang bahasa Perancis. I mean... saya tahu, mengembangkan
bahasa Indonesia (bagi orang Indonesia) bertujuan untuk mempertahankan bahasa
ibu. Namun, sangat disayangkan bahwa setelah satu, dua, tiga, empat, bahkan
bertahun-tahun kuliah/belajar bahasa Perancis, pada akhirnya apapun harus
berbahasa Indonesia. Dan sejujurnya, saya (karena saya orangnya mudah lupa atau
biasa disebut short-term memory) SANGAT TIDAK SETUJU.
Dari situ, saya bahkan
mengetahui bahwa banyak para alumni yang bekerja di tempat yang tidak sesuai
bidangnya. Meskpun mereka (alhamdulillah) sukses, saya tetap menyayangkan hal
itu. Saya pun berpikir, bagaimana jika hal itu terjadi kepada saya. Saya pasti
akan lupa bahasa Perancis secara struktural, atau dalam bahasa linguistik
disebut fossilization. Tentunya saya tidak akan pernah bisa menerimanya dengan
ikhlas dan juga legowo. Bagaimanapun caranya, saya tetap ingin mempertahankan
bahasa asing yang sudah saya pelajari selama bertahun-tahun. Entah dengan cara
apa lagi selain membagikannya (baca: menjadi pengajar bahasa Perancis) atau
mengembangkannya lewat tulisan (misalnya menulis blog tentang francophile alias
pecinta Perancis atau tentang lifestyle dalam bahasa Perancis), parce que ce
sont les seuls savoir-faire que je possède actuellement et non les autres.
Apa yang saya alami saat
ini sudah pernah saya alami sejak saya menduduki semester enam bahkan semester
sebelumnya. Apapun dikerjakan/dilakukan dalam bahasa Indonesia, yang juga
menghindari pengembangan bahasa Perancis bagi para mahasiswa, seperti tidak
bertahannya JEUDI EN FRANÇAIS (Kamis Perancis—yaitu program yang dicetuskan
oleh teman saya di kemendik hima), tugas-tugas kuliah yang seharusnya
menggunakan bahasa Perancis pada semester 4 ke atas, dll.
Anda ingin berkomentar
(entah itu pro atau kontra)? Silakan. Car de toute façon, n'importe où, je
préserverai TOUJOURS la langue que j'aime: LA LANGUE DE MOLIÈRE.
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire