Boleh ngomong gak?
Every person has right to speak up.
Aku nggak setuju
sama pendapat temenku (lawan jenis sih) dari lembaga bahasa mengenai
"sibuk" hanya karena menganalogikan lamanya satu hari. Sangat nggak
setuju. Kenapa? Kronologis sebenernya gini, aku pernah curhat mengenai temen
SMA yang pernah jalan sama aku dan dia pernah banget minta waktu di saat aku
bener-bener lagi sibuk. Temen SMA-ku ini kuliah di kampus swasta di mana
angkatan 2013 itu angkatan pertama di kampusnya, sedangkan kampusku sudah
berdiri sejak hampir 62 tahun yang lalu. I have to admit that walau aku bukan
petinggi di kampus, AKU MEMILIKI BANYAK KERJAAN SAAT ITU SAMPAI NGGAK ADA SAMA
SEKALI WAKTU KOSONG, dan dia malah exaggerate bahwa dia lebih sibuk dari aku.
SALAH. Sebenernya aku yang lebih sibuk dari dia, baik segi akademik dan
organisasi pada saat itu, kira-kira sudah hampir setahun yang lalu lah. Aku pun
marah sampai-sampai aku hampir menangin argumenku. Istilahnya mah, walau kampus
lu baru berdiri di bidang ormawanya, tetep aja lebih "pusing" gue
ngurusin ormawa gue daripada lu urusin ormawa lu. Hingga akhirnya ketika dating
terakhir, aku judesin dia biar dia mikir sendiri masalahnya dan... qu'il soit
désolé (hope you're sorry), HAHA.
Revenons à nos
moutons! Mengenai sibuk... yang bikin aku KECEWA BERAT adalah ketika ia
memotong pembicaraanku mengenai itu. Dia ga sependapat sama aku dong, gimana
aku nggak kesel coba. Trus dia cerita aja blak-blakan mengenai prioritasnya
waktu pacaran, sesibuk apapun dia. Honestly, if I were you, I'd make other
important things (e.g: studies, family, future) as my priority, no matter how
busy I am. Jadi mohon maaf ya kalo aku duakan. Kalo emang gak suka orang
sesibuk aku, cari orang lain aja gih! Je n'ai besoin qu'une personne qui
m'accepte tel que je suis, malgré que je sois occupée.
But then again, I
remember this quote: "Personne n'est trop occupé, ça dépend juste où on
est dans sa liste de priorité" (Nobody's too busy, it just depends where
one is in one's priority list). I agree. Semuanya emang tentang prioritas.
Everyone has a very different priority, which one's the most important and
which one's not. Buat aku, yang paling penting tuh masa studi, lulus, dan
kerja. Seandainya aku memiliki seorang kekasih, kalau dia ngakunya serius
(paling itu mah wacana doang ny*t) atau bahkan dia nggak bener-bener serius,
buat apa dinomor-satukan? Means that... tetep aja tiga hal tadi adalah
prioritasku. Entah orang lain gimana, apa yg ada di prioritasnya, da aku mah ga
ngurusin hidup orang, HAHA.
En conclusion, il
me semble bien qu'être occupé soit une chose qu'on ne peut jamais empêcher, non
seulement cela, mais aussi la priorité, exactement. Quelques-uns disent qu'on
peut juste s'occuper de ce qui est important, tandis que quelques-autres disent
que... peu importe comment est-on occupé, on doit avoir du temps pour les
autres par exemple pour quelqu'un de spécial, peut-être. Alors, le choix est à
vous.